Senin, 17 Desember 2012

Belajar tidak mengenal usia


Coba terka, berapa usia beliau ? 55, 65, 75, atau 85 tahun ?


Saya masih ingat sekali betapa kami terpukau oleh kehadiran beliau beberapa saat menjelang pelatihan di mulai. Saya yang hari itu duduk disebelah Bu Ana, koordinator PKBL dari pertamina, sama-sama merasakan sebentuk rasa takjub ketika salah seorang peserta datang dari sisi kiri kami. berjalan tertatih tatih di dampingi seorang sahabat yang usianya terpaut 5 tahun, dan berlalu tepat di depan meja pembicara, seraya menyapa "Selamat pagi Pak, Bu... maaf saya terlambat". Memori ini pasti menjadi sesuatu yang berkesan. Betapa tidak, beliau adalah orang yang berhasil membuat kami berdua yang duduk di meja pembicara terpukau diam seribu bahasa.


85 tahun usia beliau, dan ini adalah peserta paling tua pertama kali yang saya temukan selama memberikan training kepada 1.600 pengusaha binaan pertamina dari tour 11 kota yang kami lakukan. Moch. Nasoeka, itu nama beliau. Seorang pengusaha dari sebuah Toko yang menjual alat-alat pertanian dan alat-alat kebutuhan rumah tangga, Rahayu, nama tokonya. Usaha beliau ada di daerah Godong, Purwodadi. Dengan pendengaran yang sudah mulai berkurang dan dengan penglihatan yang mulai mengabur, tidak ada sama sekali saya temukan kegundahan atau keengganan dari beliau untuk menyelesaikan seminar yang kami adakan dua hari itu. Berbeda dengan peserta-peserta lain yang usianya terpaut 10-20 tahun. Sikap lebih tahu tentang materi dari trainer dan sikap lebih tahu dari peserta lainnya atau mungkin sikap ingin segera mengakhiri pelatihan menjadi salah satu hal yang membuat mereka semakin berbeda dengan Pak Nasoeka.

"Bapak, ceritakan dong ke saya, kenapa bapak bela-belain ikut seminar hari ini. Mohon maaf sebelumnya, sekiranya bapak kurang kuat, kami kira tidak apa-apa kalau bapak istirahat" ujar saya ke beliau saat coffe break. Beliau membalas dengan sebuah senyuman dan mengatakan dengan jelas. "Saya masih ingin belajar mas, saya bisa punya usaha seperti ini karena dari muda ikut pelatihan. Saya suka ikut pelatihan karena bisa mengembalikan semangat muda dan membuat pikiran saya segar" jawab beliau di iringi berdirinya bulu roma saya dan orang-orang yang ada disekitar beliau saat itu.

Satu hal yang saya ketahui, hari itu saya tidak lah seorang trainer, beliau lah trainer sesungguhnya yang telah menginspirasikan kami, terutama saya. Bahwa usia, bukanlah alasan bagi seseorang yang ingin maju dan yang ingin belajar. Tuntutlah ilmu sampai liang lahat, saya kira kalimat itu meresap sempurna dalam diri beliau. Terima kasih Pak Nasoeka. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya untuk bapak, semoga usaha bapak diberikan kelancaran oleh Allah SWT.

Nah, sahabat muda..... Bagaimana dengan kita hari ini ? Semoga tulisan ini bisa memberikan kita sebuah gambaran baru. Keberhasilan dan kegagalan terletak pada alasan yang kita miliki. Orang gagal akan mencari sejuta alasan yang memperkuat kenapa mereka gagal. Orang sukses, mencari sejuta satu alasan kenapa ia harus berhasil.