Rabu, 13 November 2013

Belajar dari Air - Dia bukan Driver, dia seorang guru kebijaksanaan (Part 2)

Oke, sahabat pembaca. Terima kasih sudah membaca sejauh ini dan seperti janji saya, berikut akan saya lanjutkan cerita kita tentang air dalam kehidupan.

  1. Air bisa merusak kalau tidak mengalir, siapa bilang air di bendungan itu tenang, coba saja berikan satu celah kecil dibendungan tersebut, tentunya bendungan itu bisa retak. Atau perhatikan saja jalan lintas Padang-Kerinci yang rusak, rata-rata karena aliran air yang luber kemana-mana dan akhirnya menggenang di sepanjang jalan dan membuat jalan itu berlubang. Artinya, kita memiliki sebuah potensi besar yang bisa bermanfaat bagi orang bahkan bisa menjadi hal yang merugikan orang lain. Tinggal kita yang memilih dalam kehidupan ini.

  2. Air bisa merusak gunung,

Belajar dari Air - Dia bukan Driver, dia seorang guru kebijaksanaan (Part 1)

Saya masih ingat beberapa tahun lalu ketika Pak Gede Prama mengatakan di dalam Audio Booknya bahwa “Tuhan selalu berbicara kepada hambanya dalam setiap kejadian” dan beberapa minggu lalu, saya menemukan itu. Ada petuah ilahi yang saya dapatkan dari seorang driver mobil, yang saya percayai itu sebagai seorang guru kebijaksanaan.

Perjalanan dari Padang ke Kerinci Jambi beberapa minggu lalu sekali lagi akan memberikan bekas dalam perjalanan bathin saya secara pribadi. Perjalanan kali ini kami lakukan lebih pagi dari pada minggu sebelumnya. Tentunya pemandangan bukit barisan sepanjang jalan, hijaunya alam dan udara dingin membuat perjalanan kami menjadi lebih berwarna. Audio book dari master coach kami, Pak Budi Satria Isman, dengan setia menemani 8 jam perjalanan kami.

Pak Fauzi, driver yang membawa kami menuju sungai penuh, kerinci, jambi, kampung halaman Pak Budi, adalah orang yang suka belajar. Meski usia beliau tidak lagi muda, namun semangat untuk belajar tentang dunia bisnis selalu muda. Hal itu terlihat dari percakapan yang tidak pernah usai selama perjalanan. Sampai pada suatu ketika, saat melewati danau kembar, pembicaraan kami beralih kepada sosok Pak Budi

Minggu, 10 November 2013

Bisnis Plan untuk Pemula

Dear Sahabat,
Niat untuk membangun usaha yang kemudian berkembang menjadi bisnis tidak jarang membuat kita main "hajar" aja dan tidak memperhitungkan beberapa hal.

Kali ini saya akan coba share, hal apa saja yang pernah kami lakukan dulu untuk membangun bisnis dan alhamdulillah selama 6 tahun masih berjalan sampai sekarang. SIlahkan klik gambar di samping

Mudah-mudahan bermanfaat

Febriyo Hadikesuma

Selasa, 22 Oktober 2013

Ke German bermodal Uang Gorengan

1.667, 2 kilometer perjalanan yang akan kami tempuh dan sudah ¾ perjalanan dilalui. Siang itu kami menghentikan perjalanan di sebuah warung kecil tepat berada di samping mesjid Jami’ Nurul Ihsan Sungai Kalu . Ini kali kedua saya mengunjungi tempat itu.
            Seperti biasa, segelas teh susu panas yang telah ada di depan kami menjadi pelepas penat setelah melakukan perjalanan darat selama 5 jam dari kota Padang. Bu Yulisma nama penjual gorengan itu. Usaha yang dilakukan sejak tahun 1977 itu tidak lebih bagus dari pada toko lain yang ada disekitarnya. Namun ada suatu hal yang berbeda dan membuat saya harus membawa sebuah catatan dalam pertemuan dengan beliau kali ini.
            Beberapa tahun lalu, ia hidup dengan berhutang kepada tetangga untuk memulai usaha dan menyekolahkan anaknya. Satu hal yang membuat saya salut kepada beliau di pertemuan pertama kali saat kami (saya dan wusda) mengunjungi tempat itu. Ia memiliki 2 orang anak yang kuliah di UNAND Padang dan IPB. Saya kira anda mungkin akan memberikan tanggapan sama dengan kami saat beliau menceritakan anaknya. Namun yang membuat kami salut adalah ketika kami mendengar cerita bahwa kedua anaknya sekolah mendapatkan beasiswa.
            Bagaimana bisa ? orang dari daerah yang cukup terpencil dan jauh dari perkotaan ini bisa mendapatkan beasiswa sedang kami belum pernah merasakan sekolah dari dana beasiswa. Paling mengesankan lagi, perjalan beasiswa yang didapatkan dari pasangan Bu Yulisma dan Pak Yulharnis ini mampu mengantarkan mereka sedang menyelesaikan S2 di German. Anak mereka yang bernama Yeli Sarpina alumni IPB yang bekerja di BMG saat ini sedang menyelesaikan pendidikan di German dan dia tidak lebih dari anak seorang penjual gorengan dan petani di sawah yang bisa mencapai pendidikan yang juga menjadi impian anak perkotaan.
            Ya, sebuah kebahagiaan yang tak terkira pastinya bagi mereka. Dalam kondisi terpencil, untuk sekolah harus berjalan kaki puluhan kilometer, mampu membuat anak-anak mereka memiliki impian besar dalam menjemput kesuksesan. Perjalanan kedua ini tetap mengingatkan kami akan perjuangan mencapai impian.
            Tidak ada kesuksesan yang dicapai tanpa sebuah pengorbanan. Orang-orang yang telah mantap dalam menetapkan impian, akan mencari sejuta alasan dan melakukan apa saja demi mencapai impiannya. Itu yang kami pelajari dari anak-anak mereka dan perjuangan mereka sebagai orang tua.
            So, sobat pembaca. Bagaimana dengan impian kita ? sudah sekuat apakah impian yang kita punya ? sudah siapkah kita berjalan puluhan kilometer untuk menjemput impian kita yang mungkin baru terwujud 5-10 tahun kedepan ?
 

Selasa, 17 September 2013

Sebuah Film Inspirasi



Hi there,

Are you really the truly learners?

Have you ever watch this ?

You have to watch this movie......

Please click the logo to find the thriller

Minggu, 18 Agustus 2013

Arti Indonesia


Mr. Daoed Joesoef

Indonesia itu bukanlah tempat dimana kita tinggal.

Indonesia itu adalah sekumpulan orang-orang yang tinggal dan menetap di wilayah tertentu dan memiliki kesamaan mimpi untuk mewujudkan nasionalisme dan kebudayaan yang lebih baik.

Dari 270 juta penduduk yang kita katakan penduduk Indonesia, berapa banyak dari mereka yang benar-benar Indonesia dan hanya mengaku-ngaku saja

Indonesia adalah tentang kedaulatan untuk mencintai negeri ini, bukan untuk menghancurkan atau terparahnya, untuk mengkorupsi negeri ini

Kompas TV : 17 Agustus 2013

Kamis, 15 Agustus 2013

Rata-rata, Bukan Rata-Rata


Hm.... Sepertinya bulan ini akan menjadi bulan penuh inspirasi untuk menulis. Ini semua pastinya karena dua hal, pertama karena libur panjang sehingga ada waktu buat nulis lagi dan yang kedua, pas di masa liburan ini juga saya sempat jajan inspirasi di salah satu toko buku yang ad di kota Yogyakarta.

Anda mungkin berpikir, judul apa ini, kok aneh sekali bunyinya. 

Ups, tenang dulu sobat..
Kali ini saya masih akan bercerita tentang orang pada umumnya. Sehari setelah jam kerja mulai di aktifkan, saya lihat di status BBM, pada mengeluh, kenapa harus masuk kerja, padahal lagi hangat-hangatnya liburan. Anda mengalaminya ? hehehe... manusiawi kok.

Menariknya,

Setahun untuk seminggu


Lebaran telah berlalu empat hari yang lalu. Sore ini saya duduk di teras kantor ditemani dengan angin sepai sepoi yang menerobos masuk melalui sela-sela pagar teras yang terbuat dari kayu.

Yogyakarta kian tahun kian padat dan kian sesak oleh kendaraan di setiap sudut. Sudah sulit sekali menemukan suasana seperti 10 tahun lalu ketika lebaran di kota kecil ini. Duduk beberapa meter seorang pria paruh baya sembari membaca sms di hp nya.

“Pak bro, gak mudik po lebaran ini ?” tanya ku kepada pria ini.

“wah, gak berani mas...  duitnya masih belum cukup. Nanti aja kalau arus mudik udah sepi dan harga tiket pada turun, baru mudik deh” jawabnya dengan sedikit wajah lesu.

Ya, itu adalah sepenggal percakapan yang

Kamis, 11 Juli 2013

Fake it Before You Make it



“fake it before you make it...” kalimat ini terus berulang selama 3 hari ini. Entah mengapa Closing statement dari Pak Budi ketika Smartpreneur Seminar di Jogjakarta 4 bulan lalu, terus mengingang ditelinga ini.

“Hm, hikmah baiknya harus diambil..” setidaknya itulah yang saya pikirkan pagi ini.
Benar saja, hasil dari hikmah yang saya ambil pagi ini dari kalimat Pak Budi Satria Isman, bisa anda rasakan sekarang. Benar sekali, hikmah dari kemunculan kalimat tersebut menjadi ilham bagi saya untuk menulis.

Mungkin teman-teman semua bertanya-tanya, apa itu “fake it before you make it” atau kalau kita terjemahkan akan berarti “palsukan sebelum kita memulainya”

Selasa, 02 Juli 2013

One In Twenty

“Pergi lebih pagi dan pulang lebih malam guna menjemput rezeki” bunyi status BBM pagi ini dengan gambar OneInTwenty di sisi kirinya.

“Mas, itu kok seperti iklan yang menolak 21.00” tanya seorang pemuda yang mengikuti beberapa kali bisnis talk yang diadakan oleh smartpreneur melalui BBM nya kepada saya.

“Emang ada ya iklan yang kayak gt, maksudnya gimana?” balas saya melalui BBM kepada anak muda tersebut.

“Beberapa waktu lalu banyak beredar stiker yang tulisannya menolak kerja sampai pukul 21.00, mas” jawabnya.

“oh, itu mungkin untuk para karyawan, kan kita pengusaha sama calon pengusaha” balas saya.

“terus OneInTwenty itu apa maksudnya mas” tanya pemuda ini penasaran.

Belajar Bisnis Bersama Smartpreneur #1


Beberapa waktu lalu, kami baru saja menyelesaikan kelas terakhir dari sekolah bisnis yang kami namakan Smarpreneur Akademi. Banyak hal yang menjadi inspirasi baik bagi para peserta maupun bagi saya pribadi. Terlepas apa yang sudah kami dapatkan bukan hal baru namun mencharge kembali pengetahuan kita sepertinya bukan menjadi hal yang sia-sia. Dan kali ini saya akan kembali untuk anda, semoga apa yang kami tulis ini bisa menjadi inspirasi anda.

Sehari sebelum kelas Smartpreneur Akademi berakhir di puncak, saya masih berada di kelas enterpreneur PT. Chevron dan PT. Indonesia Power untuk berbagi materi bisnis. Menariknya apa yang saya sampaikan di kelas ternyata menjadi semakin lebih tegas lagi ketika master coach kami Bapak Budi Satria Isman memberikan materi untuk para peserta OneInTwenty (Gerakan smartpreneur untuk membentuk 1 juta pengusaha di 2020).

“Apa itu bisnis” tanya saya kepada para peserta di kelas sehari sebelum kelas smartpreneur. Jawaban mereka cukup beraneka ragam, ada yang mengatakan bahwa bisnis adalah proses transaksi, ada yang mengatakan bahwa bisnis adalah kegiatan yang menguntungkan dan ada pula yang mengatakan bisnis adalah kegiatan menjual. Bagaimana dengan anda ?

“Apa sih hal basic dari sebuah bisnis” tanya saya

Kamis, 23 Mei 2013

Kios Atau Kantor

Jam sudah setengah tiga pagi. Sebuah mobil berhenti tepat di depan pintu dari ruangan yang berukuran 3x4. Seorang pria setengah baya yang di panggil “mbah” turun dari mobil dan membuka bagasi sambil mengeluarkan beberapa koper yang saya bawa untuk perjalanan keluar kota.

“Jadi, ini rumah Mas Bio ?” tanya beliau.

“Bukan mbah, ini kantor saya, barang-barangnya jangan diturunkan semua mbah, cukup ransel saja” imbuh saya.

Selang beberapa saat, saya masuk ke kantor dan segera kembali ke mobil setelah meletakkan beberapa file yang mesti di review oleh sekretaris saya saat jam kerja dimulai nanti.

“Saya kira, itu bagian samping rumah Mas Bio” kata Mbah Sigit saat mobil perlahan meninggalkan kantor dan menuju rumah.

“hehe.. bukan kok mbah” ujar saya.

“Itu berarti kios kan Mas?” tanya beliau penasaran.

Bisnis artinya Mengubah Nilai


Hari ini, untuk kesekian kalinya saya menemukan adanya potensi terpendam dari bangsa ini. bayangkan, betapa tidak, setelah melakukan tour bersama Pertamina di kota ke 10 dari 11 kota yang di jadwalkan, pertemuan saya dengan salah seorang pengusaha yang merupakan mitra binaan pertamina benar-benar berkesan.

Nama beliau adalah Bu Bandi, pertemuan kami terjadi di salah satu hotel besar di Purwokerto ketika saya menjadi salah seorang instruktur yang bertugas memberikan penguatan tubuh organisasi bisnis yang dimiliki oleh mitra binaan sekitar. Sayang sekali saya lupa bertanya dari kota apa persisnya beliau. Wanita pesulap !!! itu yang bisa saya gambarkan tentang beliau.

Perhatikan gambar di bawah ini, kira-kira berapa modal yang diperlukan untuk membuat tas tersebut ?