Kamis, 15 Agustus 2013

Setahun untuk seminggu


Lebaran telah berlalu empat hari yang lalu. Sore ini saya duduk di teras kantor ditemani dengan angin sepai sepoi yang menerobos masuk melalui sela-sela pagar teras yang terbuat dari kayu.

Yogyakarta kian tahun kian padat dan kian sesak oleh kendaraan di setiap sudut. Sudah sulit sekali menemukan suasana seperti 10 tahun lalu ketika lebaran di kota kecil ini. Duduk beberapa meter seorang pria paruh baya sembari membaca sms di hp nya.

“Pak bro, gak mudik po lebaran ini ?” tanya ku kepada pria ini.

“wah, gak berani mas...  duitnya masih belum cukup. Nanti aja kalau arus mudik udah sepi dan harga tiket pada turun, baru mudik deh” jawabnya dengan sedikit wajah lesu.

Ya, itu adalah sepenggal percakapan yang
mungkin sering sekali kita temukan di kalangan perantau, termasuk saya. Kenapa harus lebaran di kampung orang, apalagi kan kita sudah punya usaha, yang katanya uang udah gak perlu dipikirkan. Kata siapa ?

Lebaran demi lebaran telah berlalu dan satu fenomena unik memang, setiap kali lebaran, sudah bisa di pastikan bahwa peredaran uang akan cukup besar. Kalau kata istri saya di rumah saat sedang bersenda gurau dengan rekan kantornya, semahal-mahalnya bensin, ternyata uang bisa lebih mahal lagi. Secepat-cepatnya bensin menguap dan lenyap., lebih cepat lagi uang yang menguap dan lenyap dari tangan kita.

Terlepas bahwa lebaran adalah suatu moment dimana semua anggota bisa berkumpul bersama, namun ada satu sisi yang terkadang membuat orang lupa dengan esensi itu sendiri. Lebaran yang merupakan salah satu rangkaian dari ibadah akhirnya menjadi sebentuk pesta yang disambut dengan meriah dan serba wah. Dari tidak ada baju, sampai akhirnya punya baju baru, dari yang tidak ada hp, sampe akhinya ganti hp. Akhirnya, lebaran pun identik dengan konsumtif. Siapa yang diuntungkan ? tentunya pengusaha yang memiliki akses di hari lebaran, entah itu pemilik departemen store atau mungkin penjual bakso.

Ketika peristiwa itu terjadi, muncullah 2 keajaiban di kalangan para pengusaha dan para pemudik. Keajaiban pertama, pengusaha dalam waktu seminggu dapat menghasilkan uang yang mungkin baru bisa di dapatkan selama setahun. Sedangkan pemudik, menghabiskan uang yang mereka kumpulkan dalam setahun hanya dalam waktu satu minggu.


So, anda lebih cenderung akan berada di posisi mana, seminggu untuk setahun atau setahun untuk seminggu ?